“Bali Deso Mbangun Deso”, teringat ungkapan yang menjadi jargon pilkada Jawa Tengah oleh salah satu calon yang berasal dari partai tertentu. Aku adalah orang biasa, orang seperti biasa pula. Terlahir di kabupaten yang terkenal dengan palawijanya, Grobogan.
Sekolah dengan prestasi yang biasa, tidak ada yang menonjol dan berjalan apa adanya. Sampai kemudian melanjutkan studi ke salah satu perguruan tinggi di kota Solo, disanalh kemudian terjadi suatu perubahan. Ketika aku melihat dan banyak membaca buku kumpulan cerpen, terbersit di hati untuk bisa menulis seperti itu, tapi, “membaca aja aku sulit” ( itu pikiran buruk yang selalu terfikir) . Selama beberapa waktu terakhir aku di Solo, aku mengikuti beberapa kajian kepenulisan yang diadakan oleh FLP (Forum Lingkar Pena) Solo Raya, dan kegaiatan kepenulisan yang lain. Sedikit demi sedikit percaya diriku tumbuh untuk menulis, menuangkan fikiran dalam tulisan walau masih tertatih. Namun itu tidak berlangsung lama, belum puas bergelayut dengan komunitas kepenulisan di Solo, aku harus pulang. Tuntutan pekerjaan mengharuskan untuk pulang kampung, paling tidak untuk sementara ini.
Aku berpendapat bahwa komunitas kepenulisan di daerah Grobogan belum ada, tidak seperti di Solo .Dari ulah yang sok tahu ini, terbersit untuk membentuk suatu komunitas yang berkecimpung dalam bidang kepenulisan, walau sebenarnnya komunitas ini ku bentuk karena rasa dahagaku akan ilmu kepenulisan yang belum terpenuhi karena tuntutan pekerjaan. Ternyata aku salah, di Purwodadi telah berdiri FSPG (Forum Silahturahmi Penulis Grobogan) yang anggotanya telah menjadi penulis – penulis yang sudah merajai dunia kepenulisan. Sayangnya aku sangat kuper dengan kabar tersebut, hingga aku bertemu dengan salah satu dari mereka, Badhiatul Muchlisin Asti, penulis yang masih eksis bahkan sekarang merambat ke dunia penerbitan. Akhirnya aku bisa konsultasi dengan beliau dan mendapat dukungan untuk membentuk komunitas kepenulisan.
Bismillah, dengan keberanian dan kenekatan serta berbekal dukungan dari orang yang lebih mumpuni, maka ku bentuk komunitas Gerakan Pena Nusantara Purwodadi ini. Harapan yang aku inginkan adalah komunitas ini sebagai salah satu bentuk kegiatan positif yang bisa diikuti oleh masyarakat Purwodadi – Grobogan terutama dalam hal yang berkaitan dengan dunia kepenulisan. Walaupun dalam aku membangun komunitas ini, aku sadar kalau aku belum sebagai orang yang ahli dalam bidang ini, namun dengan dukungan yang ahli mencoba untuk belajar bersama, berbagi dan berkarya.
Selamat bergabung dan mengambil kemanfaatan dengan Komunitas Gerakan Pena Nusantara Purwodadi (GPN – P), mari saling mengajak kepada kebaikan dengan goresan pena. Mungkin ini yang bari aku bisa berikan sebagai kontribusi putra daerah kepada tanah kelahiranku.
Tajamnya pena tak setajam pedang samurai
Tetesan tinta tak sepekat tetesan darah
Namun,
Pena bisa lebih tajam dari pedang
Tinta bisa lebih pekat dari darah yang mengalir
Dengan pena kita bangun peradaban
Untuk lebih baik.
“Bali Deso Mbangun Deso”, teringat ungkapan yang menjadi jargon pilkada Jawa Tengah oleh salah satu calon yang berasal dari partai tertentu. Aku adalah orang biasa, orang seperti biasa pula. Terlahir di kabupaten yang terkenal dengan palawijanya, Grobogan.
Sekolah dengan prestasi yang biasa, tidak ada yang menonjol dan berjalan apa adanya. Sampai kemudian melanjutkan studi ke salah satu perguruan tinggi di kota Solo, disanalh kemudian terjadi suatu perubahan. Ketika aku melihat dan banyak membaca buku kumpulan cerpen, terbersit di hati untuk bisa menulis seperti itu, tapi, “membaca aja aku sulit” ( itu pikiran buruk yang selalu terfikir) . Selama beberapa waktu terakhir aku di Solo, aku mengikuti beberapa kajian kepenulisan yang diadakan oleh FLP (Forum Lingkar Pena) Solo Raya, dan kegaiatan kepenulisan yang lain. Sedikit demi sedikit percaya diriku tumbuh untuk menulis, menuangkan fikiran dalam tulisan walau masih tertatih. Namun itu tidak berlangsung lama, belum puas bergelayut dengan komunitas kepenulisan di Solo, aku harus pulang. Tuntutan pekerjaan mengharuskan untuk pulang kampung, paling tidak untuk sementara ini.
Aku berpendapat bahwa komunitas kepenulisan di daerah Grobogan belum ada, tidak seperti di Solo .Dari ulah yang sok tahu ini, terbersit untuk membentuk suatu komunitas yang berkecimpung dalam bidang kepenulisan, walau sebenarnnya komunitas ini ku bentuk karena rasa dahagaku akan ilmu kepenulisan yang belum terpenuhi karena tuntutan pekerjaan. Ternyata aku salah, di Purwodadi telah berdiri FSPG (Forum Silahturahmi Penulis Grobogan) yang anggotanya telah menjadi penulis – penulis yang sudah merajai dunia kepenulisan. Sayangnya aku sangat kuper dengan kabar tersebut, hingga aku bertemu dengan salah satu dari mereka, Badhiatul Muchlisin Asti, penulis yang masih eksis bahkan sekarang merambat ke dunia penerbitan. Akhirnya aku bisa konsultasi dengan beliau dan mendapat dukungan untuk membentuk komunitas kepenulisan.
Bismillah, dengan keberanian dan kenekatan serta berbekal dukungan dari orang yang lebih mumpuni, maka ku bentuk komunitas Gerakan Pena Nusantara Purwodadi ini. Harapan yang aku inginkan adalah komunitas ini sebagai salah satu bentuk kegiatan positif yang bisa diikuti oleh masyarakat Purwodadi – Grobogan terutama dalam hal yang berkaitan dengan dunia kepenulisan. Walaupun dalam aku membangun komunitas ini, aku sadar kalau aku belum sebagai orang yang ahli dalam bidang ini, namun dengan dukungan yang ahli mencoba untuk belajar bersama, berbagi dan berkarya.
Selamat bergabung dan mengambil kemanfaatan dengan Komunitas Gerakan Pena Nusantara Purwodadi (GPN – P), mari saling mengajak kepada kebaikan dengan goresan pena. Mungkin ini yang bari aku bisa berikan sebagai kontribusi putra daerah kepada tanah kelahiranku.
Tajamnya pena tak setajam pedang samurai
Tetesan tinta tak sepekat tetesan darah
Namun,
Pena bisa lebih tajam dari pedang
Tinta bisa lebih pekat dari darah yang mengalir
Dengan pena kita bangun peradaban
Untuk lebih baik.
Purwodadi, akhir tahun2011
BAAROKALLAAHU LAKUM
BalasHapusjazakillahu khoir
BalasHapusSubkhanallah,
BalasHapusBaru tahu lo Purwodadi ada komunitas penulis.
Apa ada tempat khusus untuk pertemuan para anggota ya Min...?
Boleh tau dong kalau ada.
Saya Nailla, 10 tahun sudah saya merantau, dan sekarang sy menetapkan untuk tinggal di tanah kelahiran saya d purwodadi.
BalasHapusBagaimana cara untuk bs bergabung dg GPN-P?